Nama Kelompok 11 :
Sastri Dalila ( 101301002 ) Mufti Fadhilah Siregar ( 101301004 )
1.
Tema
Pengajaran
: Go Green
2.
Simpulan
hasil observasi
Observasi lingkungan : Dari
observasi dilingkungan sekitar, pada saat ini masih banyak orang yang kurang peduli
terhadap lingkungan. Mereka terbiasa membuang sampah sembarangan, dari
anak-anak sampai orang tua masih banyak yang kurang peduli terhadap lingkungan.
Bila terus dibiarkan hal ini akan menjadi pencemaran lingkungan yang berdampak
negatif terhadap kita semua baik kesehatan maupun keindahan lingkungan.
Observasi
ketika pembelajaran berlangsung :
Sastri
mengobservasi Mufti : ketika mufti memperkenalkan diri
pandangannya focus kepada adik-adik yang mengikuti kegiatan ini, adik-adik
sesekali menganggukan kepala dan menoleh kekanan kekiri melihat teman yang
berada disampingnya sambil tersenyum karena adik-adik yang kami ajarkan telah
mengenal mufti dan mereka tampak nyaman ketika mufti menjelaskan pentingnya Go
Green dan manfaat pembuatan bunga dari plastic. Disela-sela mufti menjelaskan adik-adik
begitu antusias terlihat dari keaktifan mereka dengan bertanya dan menganggukan
kepala ketika mendengar penjelasan dari pertanyaan tersebut.
Sastri
mengobservasi adik-adik
: secara keseluruhan mereka semangat mengikuti proses pembelajaran, itu
terlihat ketika proses pembelajaran berlangsung mereka sangat serius
mendengarkan penjelasan dan membuat bunga dari plastic, mata berfokus pada
pengajar (sastri dan mufti), tangan santai di atas kaki yang bersilang. Sangat ceria
sering tertawa ketika proses pembelajaran karena pengajar ketika pembelajaran
berlangsung juga ada shering pengalaman dan membuat lucu sehingga suasana
terlihat santai dan nyaman.
3.
Perencanaan
a. Pendahuluan :
Pada zaman modern
seperti sekarang ini, banyak orang kurang peduli terhadap lingkungannya. Mereka
terbiasa membuang barang sembarangan mulai dari anak-anak sampai orang tua. karena
pada saat ini banyak sekali berbagai macam makanan siap saji atau makanan
ringan yang dijual dan plastiknya seringkali dibuang sembarangan, Bila terus dibiarkan hal ini akan menjadi
pencemaran lingkungan yang berdampak negatif kepada kita semua. Bahan plastik
merupakan limbah yang paling berbahaya, karena sulit dihancurkan dalam waktu
singkat, jika ditanam akan sulit melebur, sedangkan jika dibakar akan
menghasilkan senyawa karbon monoksida, serta partikel dioksin dan klorin yang
sangat berbahaya.
Mengingat
banyaknya sampah atau plastic yang dibuang disembarang tempat, membuat kami tertarik
untuk membahas topik ini, dan memberikan pemahaman kepada adik-adik tentang
pentingnya lingkungan yang bersih dan indah, dengan begitu selain memberikan
pemahaman juga dapat mengurangi sampah dengan mengajarkan kreatifitas
menggunakan barang bekas yang bernilai seni dan ekonomi. Tidak hanya orang
dewasa yang dapat memanfaatkan barang bekas, tetapi juga harus mulai diajarkan
sejak dini. Anak – anak perlu memahami pentingnya menjaga lingkungan sehingga
sifat menjaga lingkungan terbawa sampai tua nanti. Anak-anak lebih mudah
menerima pembelajaran yang diberikan karena memiliki keingintahuan yang tinggi
dan masih memiliki daya ingat yang lebih
tinggi. Oleh karena itu pembelajaran seperti keindahan sangat penting dipupuk
dari usia dini agar terbawa dan terbiasa dengan sifat kebersihan.
Dari hal tersebut, kami
merasa pelu mengajarkan adik – adik untuk sama – sama menjaga lingkungan agar
tidak terjadi kerusakan-kerusakan alam dan kesehatan masyarakatpun semakin baik.
Proses pembelajaran ini yang bertemakan “Go Green”
dengan berfokus kepada pemanfaatan barang bekas yang akan dilaksanakan di Taman Bermain Jln Sisimangaraja Pematangsiantar,
diharapkan mampu memberikan pengajaran kepada adik-adik tentang pentingnya
menjaga lingkungan.
Mengajar
merupakan seni dan ilmu menstransformasikan bahan ajar kepada peserta didik pada situasi dengan menggunakan media
tertentu. Dalam mengajar harus menyusun rencana pembelajaran merupakan salah
satu tugas penting pengajar dalam proses
pembelajaran berlangsung dengan lancar dan peserta didik mudah memahami
pembelajaran. Dalam mengajar harus menggunakan prinsip pedagogi agar peserta didik tidak merasa bosan dan
termotivasi dalam belajar.
b. Landasan Teori :
Kegiatan mengajar harus
bebasis dan dipandu oleh ilmu. Konsep ini menekankan pada aspek ilmiah dalam
kegiatan pengajaran dan berfokus pada cara-cara melakukan sistematisasi komunikasi
antara guru dan siswa. Konsep ini percaya bahwa adalah mungkin untuk secara
sistematis memilih bahan, mengatur interaksi guru dengan siswa, interaksi antar
sesama siswa, dan menentukan bahan-bahan yang harus dipelajari oleh siswa,
sehingga mengurangi kemungkinan kegiatan pembelajaran terjadi secara kebetulan.
Banyak orang juga
percaya mengajar adalah seni. Konsep ini memposisikan mengajar sebagai
aktivitas “ilmiah” memang dapat diformalkan, namun jika dipaksakan, akan
terjadi birokratisasi dan pemaksaan aktivitas belajar. Penganut konsep ini
berpendapat bahwa mengajar sebenarnya merupakan intuisi, improvisasi, dan
ekspesi.
Guru harus mampu
melakukan dan menangani proses kreatif secara tidak terduga di dalam kelas.
Dalam kegiatan mengajar, tidak ada resep gagal-aman secara rutinitas. Aktivitas
yang paling penting dari kegiatan mengajar adalah mengelola peristiwa-peristiwa
yang terjadi selama proses pembelajaran itu. Intinya, setiap guru harus siap
menerima semua perilaku anak-anak dalam kelas, karena anak-anak pada umumnya
berperilaku secara spontan.
Pemikiran Reflektif
Pembelajar
efektif mengasimilasi pembelajaran baru, mengaitkannya dengan apa yang sudah
mereka ketahui, mengadaptasinya untuk tujuan mereka sendiri, dan menerjemahkan
fikiran kedalam tindakan.
Pembelajaran Baru : siswa
memahami apa yang mereka pelajari, mengapa mereka belajar meteri itu, dan
bagaimana mereka dapat menggunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran Bersama :
siswa terlibat dalam kegiatan bersama dan percakapan dengan orang lain, anggota
keluarga dan masyarakat sekitar.
Koneksi Pengalaman :
mereka mampu mengintegrasikan pembelajaran baru dengan pengalaman apa yang
sudah mereka pahami.
Kesempatan Belajar :
paling efektif ketika mereka memiliki kesempatan untuk terlibat, terlatih, dan
mentransfer pembelajaran baru.
Sebagai Penyelidikan :
pedagogi efektif masyarakat bahwa guru menyelidiki dampak ajaran mereka pada
siswanya.
Alasan
Murid Usia 8 sampai 10 thn : ( periode
perkembangan anak terletak pada usia 6-11 tahun terkadang disebut sebagai masa
sekolah dasar. Alasan kami memilih usia
ini dikarenakan pada usia ini anak mulai menguasai keahlian membaca, menulis,
menghitung dan membuat sesuatu ketrampilan yang baru. Kemudian menurut teori
Piaget, anak pada usia 6-11 tahun ini berada pada tahap operasional konkret dan
secara signifikan perkembangan kognitifnya mulai muncul dan terlihat. usia 8-10
tahun dianjurkan untuk mendalami responsibility. Responsibility
dilambangkan dengan warna hijau.Warna ini diidentikkan dengan kewajiban untuk
melestarikan alam yang dikenal dengan istilah go green (Josephson
Institute of Ethics).
c.
Tujuan Pembelajaran
1. lebih sadar dalam menjaga keindahan lingkungan dengan membuang
sampah pada tempatnya
2. Memahami bahwa
barang-barang bekas (sampah) dapat diolah menjadi sesuatu yang berguna dan
dapat menghasilkan uang.
3. Meningkatkan
kreativitas
Subjek
ada 5 orang berusia :
1.
Ade : 8 tahun ( kelas
III)
2. Dini :
10 tahun ( kelas VI)
3.
Mirza : 10 tahun ( kelas VI)
4. Audi :
9 tahun ( kelas V)
5. Ira :
10 tahun ( kelas VI)
Usia
Murid/Siswa
: 8 sampai 10 tahun
d. Manfaat Pembelajaran :
Orang lebih sadar terhadap
pentingnya lingkungan dan menunjang kebersihan lingkungan.
e. Lokasi
: Taman Bermain Jln Sisimangaraja Pematangsiantar
f. Alokasi waktu :
2
jam dari pukul 14.00 sampai 16.00 WIB
g. Perlengkapan/ alat bantu :
7 buah kantong plastik warna
1 Ranting kayu yang patah
Gunting
Lem bakar
Lilin
h. Perincian biaya
7 buah kantong plastik warna : Rp. 0
1 Ranting kayu yang patah : Rp. 0
Gunting : Rp. 0
Lem bakar :
Rp. 5000
Lilin : Rp. 3000
Reward
: Rp.
17.800
Total : Rp. 25.800
5.
Pelaksanaan :
Lokasi : Taman Bermain Sisimangaraja
Pematangsiantar
Waktu
: Jumat , 29 April 2013 pukul 14:00-16:00
WIB
Kegiatan
14.00
: Datang ke lokasi
14:30-14.45 : Perkenalan
14:45-15:00 : Mengajar membuat pola berupa
cara melipat plastik
15:00-:15.15 : Mengajar cara
menggunting poa lipatan plastik
15:15-15:30 : Mengajar cara membakar
pola plastic yang sudah digunting
15:30-16:00 : Games + Pemberian
Reward & Penutup
6.Laporan
Kegiatan :
saya dengan kelompok sudah ada
beberapa kali pertemuan untuk mendiskusikan kegiatan apa yang akan dilakukan,
disela-sela diskusi ada banyak perubahan perencanaan yang dilakukan, seperti tempat
pembelajaran yang akhirnya diputuskan disiantar karena rumah mufti kawan
sekelompok disiantar dan adik-adik yang diajarkan merupakan saudara dari mufti,
sehingga hanya mufti yang meminta persetujuan dari adik-adik dan menjelaskan
kegiatan yang akan dilakukan, ketika pada hari Jumat , 29 April 2013 saya
datang kesiantar dan bertemu dengan adik-adik setelah itu kami pergi ketaman
untuk mengajarkan adik-adik membuat bunga. Setelah hasil dari lapangan
didapatkan kemudian kami berdiskusi dalam mengerjakan tugas, dan ternyata
laporannya dikerjakan dengan kata-kata dari masing-masing individu.
7.
Hasil Kegiatan :
Anak-anak yang
kami ajarkan telah dapat membuat bunga dari plastic yang tidak digunakan lagi,
mereka telah dapat menjaga kebersihan lingkungan yang terlihat ketika mereka
makan makanan ringan kemudian plastiknya dikumpulkan dan dibunag ketempat
sampah.
8.
Evaluasi :
Dari
Teori : Kami berusaha menerapkan teori ketika pembelajaran
berlangsung, walaupun ada beberapa yang tidak dapat diterapkan sesuai dengan
teori, tetapi kami berusaha meminimalisir hal tersebut.
Pemikiran Reflektif
Pembelajaran Baru : diawal pembelajaran kami menjelaskan apa yang akan mereka pelajari, mengapa mereka belajar meteri
itu, dan bagaimana mereka dapat menggunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran Bersama : disini kami membuat mereka dalam kelompok sehingga mereka
berdiskusi mengerjakan tugas yang kami berikan
Koneksi Pengalaman : kami berusaha mengaitkan pembelajaran dengan pengalaman mereka
sehari-hari, mereka dapat berbagi pengalaman mereka walaupun tidak semua anak
dapat menceritakan pengalamannya.
Kesempatan Belajar : ketika pembelajaran telah selesai disekeliling kami banyak sampah dari plastic-plastik
pembuatan bunga yang tidak terpakai, kami melibatkan mereka mengutrif sampah,
dan memberikan game untuk mengutip sampah.
Sebagai Penyelidikan : kami belum dapat menyelidiki dampak
dari hasil pembelajaran yang kami berikan karena tempat tinggal mereka jauh
dari Medan.
Perencanaan
:
Kemudahan
: ketika
dilapangan adik-adik sangat ramah, antusias megikuti proses pembelajaran
berlangsung, mudah memahami apa yang diajarkan, bahan-bahan membuat buga
sanggat mudah ditemukan karena bahannya barang bekas yang tidak terpakai dan
bahan-bahan yang lain merupakan alat yang banyak dipergunakan seperti gunting,
tempat yang mendukung pembelajaran yaitu taman yang sesuai denggan tema go
green, sehingga mudah dalam mencontohkan ketika kami menjelaskan.
Kelemahan
: sebelumnya
ada beberapa perencanaan yang gagal kami laksanakan, seperti sebelumnya kami
telah berdiskusi untuk mengajarkan adik-adik membuat boneka dari cangkang
telur, tetapi tidak jadi terlaksanakan karena memakan banyak biaya, dan
kerugiannya lebih banyak dari pada keuntungannya, dan akhirnya kami memilih
mengajarkan membuat bunga. Dan dalam mengajarkan membuat bunga perencanaannya
juga tidak sepenuhnya sesuai denggan apa
yang terjadi dilapangan, seperti salah satu bahan yang ketinggalan ketika ingin
memulai pembelajaran. Dan kami satu kelompok hanya berdua sehingga ada
kesulitan yang kami alami karena sambil mengobservasi harus mendokumentasikan
dan juga menjelaskan secara bergantian.
9.
Dokumentasi
10.
Testimoni
·
Sastri Dalila (10-002)
ini
merupakan pengalaman pertama saya mengajar pengalaman ini memberikan banyak
pelajaran bagi saya, ternyata seru sekali bermain sambil belajar dengan
anak-anak, mereka pintar dan lucu-lucu, ternyata benar dalam mengajar harus
sabar menghadapi mereka terutama anak-anak ini, ada salah satu anak yang selalu
buat lucu dia tidak begitu focus dengan yang diajarkan, ada yang minta makan
kue pada saat pembelajaran berlangsung ini merupakan tantangan bagi kami menghadapinya, sambil belajar kami
juga ada sharing dengan anak-anak tersebut mereka sangat antusias dalam
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang kami berikan. Dalam sharing itu membuat
kami lebih dekat dengan anak-anak sehingga dalam belajarpun tidak ada rasa
tegang dari mereka.
Ketika
belajar berlangsung saya melihat anak-anak yang kami ajarkan begitu semangat
dalam mengerjakannya, mereka tampak serius dan antusias dan hasil yang
didapatpun begitu bagus menurut kami karena
mereka baru pertama kali membuat bunga tersebut. Saya sendiri sangat
senang melihat mereka, mereka menyambut kedatangan kami begitu ramah dan ceria
walaupun awal kenalan agak malu-malu, dan ketika pelajaran berlangsung mereka
banyak bertanya yang menandakan keantusiasan mereka, ketika bunga sudah jadi
mereka ingin membawa bunga tersebut kerumah mereka masing-masing, tapi bunganya
tidak cukup untuk mereka semua, sehingga kami memberikan game kepada mereka
mengutip sampah yang ada disekeliling mereka, bagi anak yang mendapatkan sampah
yang banyak maka akan mendapatkan bunga tersebut, setelah mereka mencari sampah
dan akhirnya salah satu anak mendapatkan banyak sampah, sesuai dengan tema yang
kami ajarkan yaitu Go Green. Ternyata
belajar dengan anak-anak itu sangat menyenangkan dengan kepolosan mereka dan
keingintahuan mereka yang tinggi membuat suasana belajar lebih aktif.
·
Mufti Fadhilah Siregar (10-004)
Pada
dasarnya mengajari anak – anak adalah hal yang sulit. Namun apabila kita
sebagai pengajar, dapat menyesuaikan diri dengan mereka maka hal ini akan
terasa mudah. J
Pada saat bertemu dengan adik- adik saya merasa gembira, karena saya sudah
mengenal mereka. 2 diantaranya adalah adik sepupu saya sendiri. Dan 3 lagi
adalah teman satu sekolah dan bermain mereka. Mereka tampak tertarik, semangat
yang berapi api dan gembira. Itu semua dapat dibuktikan dari sorot mata dan
senyum bibir polos mereka, bahwa mereka ingin tahu. Pengajaran kami lakukan
hari jumat tanggal 29 Maret 2013, tepatnya jam 3 sore. Tetapi saya sangat
bangga karena sebelum pengajaran di mulai anak- anak sudah datang sebelum jam pengajaran
dimulai. Tepat pukul 14.00 WIB. Wah terihat sekali semangat keingintahuan
meraka. Mengajar memang melelahkan tapi membuat saya pribadi menjadi manusia
yang mempunyai nilai untuk diri sendiri. Dalam hati saya berkata: ‘’ bahwa saya
bisa berguna memberikan ilmu pada adik - adik yang manis ini’’. Intinya
pengalaman ini membuat saya belajar bahwa kebersamaan dengan adik-adik akan
menghasilkan kehangatan kreatifitas. Dan
dari kreatifitas lah akan timbul keindahan.